Manusia Harus Menjaga Perdamaian dan Persaudaraan

BANSERBANYUMAS.COM; Banyumas – Manusia merupakan makhluk sosial yang dimaknai sebagai keharmonisan. Jadi jauh sebelum ada perintah melaksanakan, agama dan budaya manusia harus punya harmoni.

Hal itu disampaikan Ketua PCNU Banyumas, KH. Maulana Hasan saat memberi materi tentang Menjaga Keutuhan Bangsa dan NKRI dari perspektif agama di Gedung Kopri Purwokerto, Banyumas, Kamis (Kamis 22/6).

Menurut dia, manusia dalam posisi orang yang rugi, ketika orang tersebut tidak memiliki iman. Untuk itu, harmoni merupakan bagian dari manivestasi seorang tersebut mempunyai iman.

“Jadi jauh sebelum bicara agama, negara, jabatan, manusia harus menjaga perdamaian dan persaudaraan, karena kodrat manusia ada keharmonian,” katanya.

Ia juga mengatakan, bagaimana apabila berbicara manusia sudah memiliki agama. Tentu agama ini adalah bukan kejahatan dan kekerasan. Agama itu lentur dan lembut, serta Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, yang dapat menjadi penyejuk bukan hanya untuk umat manusianya saja, melainkan untuk seluruh alam semesta.

“Harusnya dengan Islam ini menjadi penyejuk, kasih sayang bagi siapapun. Ini sudah dipraktikkan sebelum Indonesia lahir, sebelum ada hak asasi manusia, atau sekitar 485 tahun lalu ketika Rosululloh mendirikan negara Madinnah,” katanya.

Baca Juga  GP Ansor Harus Jadi Teladan Peningkatan Ekonomi Masyarakat

Dikatakan, Rosululloh tidak mendirikan negara berdasarkan agama, ras, suku dan golongan, tapi mendirikan negara Madinnah yang mempunyai peradaban dan menghargai antarumat manusia, dan bisa memanusiakan manusia, serta negara yang memperlakukan seluruh manusia secara hukum memilik kesamaan.

Ia juga menceritakan tentang kiprah KH. Hasyim Asyari (kakek Gusdur). Di saat pada waktu itu, ulama-ulama di negara-negara berbasis agama Islam, Timur Tengah berlarut-larut dalam permasalahan tentang agama, KH. Hasyim
Asyari bertawasul, memohon petunjuk kepada Tuhan YME sehingga timbil nasionalisme yang tinggi. Nasionalis Religius Islam Nusantara.

Cinta tanah air KH Hasyim Asy’ari, adalah bagian dari Iman kepada Allah, hasil dari telaah agama dan meditasi melalui mendekatkan diri kepada Allah. Jargon ini untuk membangkitkan semangat jiwa patriotik komponen bangsa, memperkokoh kepribadian bangsa Indonesia.

Cinta tanah air ini juga menunjung tinggi toleransi yang sudah diajarkan oleh Rosulullah. “Bagaimana menjaga keutuhan bangsa?, Rosulullahm mengatakanm ereka adalah satu berbeda ras, aliran, kelompok, berbeda selama itu dalam jalur yang baik adalah satu,” ujarnya. (Miftah Ahmad/Mufid).

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button