Berdakwah Untuk Meluruskan yang Bengkok

Ustadz Didik Yulianto Alfaresi saat menyampaikan materi pada pelatihan da’i dan da’iyah nasional bertajuk di Garden Resto & Hall Purwokerto, Ahad (27/1).

BANSERBANYUMAS.COM; Banyumas – Guru besar AKSI Indosiar, ustadz Didik Yulianto Alfaresi, mengatakan, tujuan berdakwah adalah memberitahu yang belum tahu, mengajak yang belum melakukan dan meluruskan yang bengkok.

“Cara yang efektif menggapai ridlo illahi antara lain jika kita ingin ditolong Allah maka tolonglah agama Alah,” katanya saat menyampaikan materi pada pelatihan da’i dan da’iyah nasional bertajuk “Smart Dakwah Television Style” di Garden Resto & Hall Purwokerto, Ahad (27/1).

Dia mengatakan, dakwah adalah cara mensiasati usia manusia yang pendek supaya lebih berkah. Dakwah juga merupakan ciri generasi terbaik yaitu dengan amar ma’ruf nahi munkar, serta sarana penggendali diri.

Dalam materinya, Lulusan Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Jakarta ini juga mengajarkan public speaking untuk dakwah da’i dan da’iyah milenial.

Para peserta saat mengikuti pelatihan da’i dan da’iyah nasional bertajuk “Smart Dakwah Television Style” di Garden Resto & Hall Purwokerto,Banyumas, Jawa Tengah, Ahad (27/1).

Dalam presentasinya, ia menjelaskan tentang teknik komunikasi, tujuan komunikasi, fungsi komunikasi, gaya komunikasi Rasulullah, hambatan memulai bicara, pemilihan tema, hal-hal yang perlu dihindari dalam berdakwah di televisi, serta hal- hal yang perlu dipersiapkan di studio.

Selain itu, para peserta juga mendapat materi tentang trik dan tips menuju audisi aksi Indosiar. Pada sesi ini dibahas mengenai perspektif televisi, audisi televisi, persiapan audisi, hal-hal yang di inginkan televisi, dan proses audisi televisi.

Baca Juga  Kader Didorong Mampu Mengembangkan Kemandirian Ekonomi Organisasi

Sementara itu, pemateri kedua ustadzah Afiv Fatur Rohmania, membahas tentang retorika dan teknik dakwah. Jenis-jenis pidato dan kriteria topik-topik yang baik diajarkan dalam pelatihan ini. Jenis-jenis pidato antara lain infromtu, manuskrip memoniter dan ekstempore.

Dia menjelaskan, kriteria topik-topik yang baik yaitu latar belakang pengetahuan orator, pengetahuan yang luas, pengalaman, serta penguasaan materi dari membaca.

Selain itu, kata dia, topik yang diambil harus menarik menurut orator (spesialisasi), topik membuat menarik minat pendengar, topik sesuai pengetahuan pendengar, topik harus jelas ruang lingkup pembahasannya, topik harus sesuai dengan waktu dan situasi, serta topik harus ditunjang dengan bahan yang lain, agar pidato tambah menarik.

Dia juga mengajarkan cara mengembangkan pembahasan, memilih kata-kata dalam pidato, penyebab kecemasan, cara membangun kredibilitas, dan gaya bahasa dalam retorika. (Eti W/Mift1028).

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button